A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Antoine Laurent
Lavoisier (1743-1794) melakukan beberapa penelitian terhadap terhadap proses
pembakaran beberapa zat. Dalam percobaan tersebut diamati proses reaksi antara
raksa (merkuri) dengan oksigen untuk membentuk merkuri oksida yang berwarna
merah dan diperoleh data sebagai berikut:
Logam Merkuri + gas
oksigen →
merkuri oksida
530
gram 42,4
gram
572, 4 gram
Jika merkuri oksida
dipanaskan akan menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen
Merkuri
oksida →
logam merkuri + gas oksigen
572,4
gram
42,4 gram
530 gram
Dari hasil percobaan
itu, maka Lavoisier mengemukakan hukum kekekalan massa atau hukum Lavoisier
yang menyatakan bahwa:
Didalam suatu reaksi kimia, massa
zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Contoh:
1. logam magnesium seberat 4 gram dibakar
dengan gas oksigen akan menghasilkan magnesium oksida padat. Jika massa oksigen
yang digunakan 6 gram, berapakah massa magnesium oksida yang dihasilkan?
Jawab:
Logam
magnesium + gas oksigen →
magnesium oksida
4
gram
6 gram
10 gram
2. Sejumlah logam besi dipijarkan dengan
3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram senyawa besi(II)sulfida. Berapa gram
logam besi yang telah bereaksi?
Jawab:
Logam
Besi +
belerang →
besi(II)sulfida
. .
.
. . .
. . .
. . .
gram
. . .
gram
. . . gram
B. HukumPerbandingan Tetap (Hukum Proust)
Joseph Proust
(1754-1826) melakukan eksperimen, yaitu mereaksikan unsur hidrogen dan unsur
oksigen.
Hasil eksperimen
Proust
Massa hidrogen yang direaksikan
(gram)
|
Massa oksigen yang direaksikan
(gram)
|
Massa air
yangterbentuk
(gram)
|
Sisa hidrogen atau oksigen
(gram)
|
Perbandingan
Hidrogen
: oksigen
|
1
2
1
2
|
8
8
9
16
|
9
9
9
18
|
0
1 gram hidrogen
1 gram oksigen
0
|
1 : 8
1 : 8
1 : 8
1 ; 8
|
Ia menemukan bahwa
unsur hidrogen dan unsur oksigen selalu bereaksi membentuk senyawa air dengan
perbandingan massa yang selalu tetap, yakni 1
: 8
Massa hidrogen : massa oksigen = 1 : 8
Contoh:
1. Bila logam magnesium dibakar dengan gas
oksigen akan diperoleh senyawa magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada
tabel berikut:
Massa magnesium
(gram)
|
Massa oksigen
(gram)
|
Massa
magnesium oksida
(gram)
|
Sisa magnesium atau oksigen
(gram)
|
45
12
6
45
|
8
20
40
16
|
20
20
10
40
|
33 gram magnesium
12 gram oksigen
36 gram oksigen
21 gram magnesium
|
Apakah data diatas
menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap (Proust)?. Jika berlaku berapa
perbandingan massa magnesium dan oksigen dalam senyawa magnesium oksida?
Jawab:
Massa magnesium
(gram)
|
Massa oksigen
(gram)
|
Massa
magnesium oksida
(gram)
|
Perbandingan
Magnesium
: oksigen
|
12
12
6
24
|
8
8
4
16
|
20
20
10
40
|
3 : 2
3 : 2
3 : 2
3 : 2
|
2. Perbandingan massa unsur oksigen dan
hidrogen dalam senyawa air adalah 8 : 1. Jika 100 gram unsur oksigen dan 3 gram
unsur hidrogen bergabung membentuk senyawa (air), berapa massa air yang
dihasilkan?, apakah ada zat yang bersisa? Kalau ada berapakah jumlahnya?
|
Jawab:
Massa O : Massa H
8
: 1
Mula-mula
100 gram 3 gram
Bereaksi
24 gram 3 gram
Bersisa 76
gram -
Massa air yang terbentuk = 24 + 3 = 27 gram
Zat yang bersisa adalah oksigen sebayak 76 gram
C. Hukum Kelipatan Berganda (Hukum Dalton)
Hukum Proust
dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat
membentuk lebih dari 1 jenis senyawa. Salah seorang diantaranya adalah John
Dalton (1766-1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait
dengan perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa.
Hasil percobaan
Dalton
Jenis senyawa
|
Massa nitrogen yang direaksikan
|
Massa oksigen yang direaksikan
|
Massa
senyawa yang terbentuk
|
Nitrogen monoksida
Nitrogen dioksida
|
0,875 gram
1,75 gram
|
1,00 gram
1,00 gram
|
1, 875 gram
2,75 gram
|
|
Dengan massa oksigen
sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa nitrogen di oksida dan
nitrogen monoksida adalah …..
Massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida
Massa nitrogen dalam
senyawa nitrogen monoksida
Berdasarkan hasil
percobaannya, Dalton menemukan Hukum Kelipatan berganda (Hukum Dalton) yang
berbunyi:
Jika dua unsur bergabung membentuk
lebih dari satu jenis senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur-unsur
dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat sederhana.
Contoh:
- Seorang ahli kimia mereaksikan unsur karbon dan unsur oksigen. Massa karbon yang direaksikan tetap, sedangkan massa oksigen yang divariasi. Diakhir reaksi, ia memperoleh dua jenis senyawa yang berbeda. Komposisi karbon dan oksigen dalam senyawa pertama adalah 42,9% karbon dan 57,1% oksigen. Sedangkan komposisi pada senyawa kedua adalah 27,3c% dan 72,2%. Tunjukkan bahwa perbandingan massa unsur oksigen dalam kedua senyawa ini sesuai dengan Hukum kelipatan Berganda?
Jawab:
Umpama terdapat 100
gram senyawa I dan 100 gram senyaw II
Jenis senyawa
|
Massa senyawa
|
Massa karbon
|
Massa
oksigen
|
Massa
karbon : massa oksigen
|
Senyawa I
Senyawa II
|
100 gram
100 gram
|
42,9 gram
27,3 gram
|
57,1 gram
72,7 gram
|
42,9 : 57,1
= 1 : 1,33
27,3 : 72,7
= 1 : 2,66
|
Perbandingan massa
oksigen dalam kedua senyawa =
|
Perbandingan
oksigen dalam senyawa II
Perbandingan oksigen
dalam senyawa I
Perbandingan massa
oksigen dalam kedua senyawatersebut adalah bilangan bulat sederhana, sesuai
dengan Hukum Kelipatan Berganda
- Reaksi antara unsur belerang dan unsur oksigen menghasilkan dua jenis senyawa dengan komposisi seperti tertera pada tabel berikut. Tunjukkan bahwa perbandingan massa oksigen dalam kedua senyawa sesuai dengan hukum kelipatan Perbandingan.
Jenis senyawa
|
Unsur belerang
|
Unsur oksigen
|
Senyawa I
Senyawa II
|
50%
40%
|
50%
60%
|
Jawab :
Jenis senyawa
|
Unsur belerang
|
Unsur oksigen
|
Perb. Belerang : oksigen
|
Jika oksigen tetap
|
Senyawa I
Senyawa II
|
50%
40%
|
50%
60%
|
1 : 1
2 : 3
|
2 : 2
2 : 3
|
Jika belerangnya
tetap, perbandingan massa oksigen dalam senyawa II dan senyawa I
adalah 2 : 3
D. Hukum Perbandingan Volume (hukum Gay
Lussac)
Dikemukakan oleh
Joseph Gay Lussac (1778-1850), ia berhasil melakukan eksperimen terhadap
sejumlah gas dan memperoleh data sebagai berikut:
2 liter gas hidrogen
+ 1 liter gas oksigen →
2 liter uap air
1 liter gas nitrogen
+ 3 liter gas hidrogen →
2 liter gas amonia
1 liter gas hidrogen
+ 1 liter gas hidrogen →
2 liter gas hidrogen klorida
Dari percobaan ini
gay Lussac merumuskan hukum perbandingan Volume yang berbunyi:
Pada suhu dan tekanan yang sama, volum
gas-gas yang bereaksi dan volum gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan bulat sederhana
Jika dihubungkan
dengan koefisien reaksi, maka
Hidrogen
+ oksigen → uap air
H2
+ O2
→
H2O
Setarakan
: 2 H2
+ O2
→
2H2O
Perb. Koef
:
2
:
1
: 2
Gay
lussac : 2
liter
: 1 liter
: 2 liter
Perb. Volum
:
2 :
1
: 2
Kesimpulan :
Perb. Koef = perb. Volume


Contoh:
1. Pada reaksi: N2 (g)
+ 3 H2 (g) →
2 NH3 (g), apabila tiap-tiap gas diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, bagaimanakah perbandingan gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi?
Jawab :
N2
(g) + 3 H2 (g) →
2 NH3 (g)
Perb. Koef :
1 :
3
: 2
Perb.volume :
1 :
3
: 2
2. Gas hidrogen yang volum nya 10
liter direaksikan dengan gas oksigen yang volumnya 10liter membentuk uap air
dengan persamaan reaksi:
H2
(g)
+ O2
(g) → H2O
(g)
Bila diukur pada suhu
dan tekanan yang sama, berapa volum maksimum uap air yang dapat dihasilkan?
Jawab:
H2 (g)
+ O2
(g) → H2O
(g)
Setarakan : 2H2
(g)
+ O2
(g) → 2 H2O (g)
Perb.
Koef :
2
:
1 :
2
Volume
: 10
liter :
10 liter
?
Bereaksi
: . .
.
. . .
. . .
Tujuan percobaan
·
Untuk membuktikan hukum kekekalan
massa pada reaksi kimia.
·
Untuk mengamati perubahan –
perubahan yang terjadi pada lilin sebelum, saat dan setelah lilin dibakar.
B. Prosedur Percobaan
1. Alat dan Bahan
·
Alat
No
|
Nama alat
|
Jumlah alat
|
1.
|
Piring
|
1 buah
|
2.
|
Penggaris (30 cm)
|
1 buah
|
3.
|
Korek api
|
1 buah
|
4.
|
Neraca
|
1 buah
|
·
Bahan
No
|
Nama bahan
|
Jumlah bahan
|
1.
|
Lilin (19 cm)
|
1 buah
|
2. Prosedur percobaan
a)
Disediakan semua alat dan bahan yang
diperlukan.
b)
Amati bentuk lilin sebelum dibakar,
dicatat warnanya, diukur panjangnya dan diameter, ditimbang massanya dan catat bentuk lilin.
c)
Sumbu lilin dibakar dengan
menggunakan korek api. Mengamati perubahan – perubahan yang terjadi saat lilin
dibakar, catat perubahannya setiap 5 menit, mulai dari 5 menit pertama sampai 5
menit kedelapan. Catat hasil pengamatan.
d)
Setelah itu matikan api yang ada pada sumbu lilin.
Kemudian amati lagi apakah yang terjadi setelah api pada sumbu lilin tadi
dimatikan.
Hasil Pengamatan
Fase
|
Kualitas
/ indera
|
Kuantitatif / alat ukur
|
Sebelum lilin dibakar
|
·
Warna lilin merah / mata.
·
Warna sumbu atas lilin putih /
mata.
·
Bentuk lilin silinder/ mata.
·
Diameter atas lilin berbentuk
kerucut/mata.
|
·
Panjang lilin 19 cm/ penggaris.
·
Panjang sumbu atas lilin 2,5 cm/
penggaris.
·
Diameter dalam lilin 1,5 cm/
penggaris
·
Massa lilin 50 gram/ timbangan
|
Menit
|
Fase
|
Kualitas
/ indera
|
Kuantitatif
/ alat ukur
|
1-5
|
Saat
lilin dibakar
|
·
Warna lilin tetap merah / mata.
·
Sumbu atas lilin berwarna hitam/
mata.
·
Adanya lelehan yang berwarna
merah/ mata.
·
Adanya api yang berwarna kuning/ mata.
|
Panjang lilin 17 cm/ penggaris.
|
6
-10
|
Panjang lilin 16 cm/ penggaris
|
||
11-
15
|
Panjang lilin 15 cm/ penggaris
|
||
16-
20
|
Panjang lilin 14 cm/ penggaris
|
||
21-25
|
Panjang lilin 13 cm/ penggaris
|
||
26-30
|
Panjanglilin 12 cm/ penggaris
|
||
31-35
|
Panjang lilin 11 cm/ penggaris
|
||
36-
40
|
Panjang lilin 10 cm/ penggaris
|
Fase
|
Kualitas
/ indera
|
Kuantitatif / alat ukur
|
Setelah
lilin dibakar
|
·
Warna lilin tetap merah/ mata.
·
Sumbu atas lilin berwarna hitam/
mata.
·
Adanya asap yang berwarna putih/
mata.
·
Adanya bau pembakaran/ hidung.
·
Diameter atas lilin menjadi tidak
beraturan/ mata.
·
Adanya kepingan- kepingan didasar
lilin dengan bentuk yang tidak beraturan/ mata.
|
·
Panjang lilin 10 cm/ penggaris
·
Massa lilin 35 gram / timbangan
|
D.
Pembahasan
Pada percobaan pembakaran lilin ini, massa lilin sebelum
dibakar adalah 50 gram. Sedangkan
setelah dibakar massa lilin berkurang menjadi 35 gram. Terjadi
penyusutan massa sebesar 15 gram saat lilin dibakar. Penyusutan terjadi pada
saat proses pembakaran, lilin yang mula- mula utuh setelah terkena nyala api
akan meleleh dan menghasilkan asap yang
berupa CO2 dan H2O. Setiap 5 menit pembakaran, panjang
lilin berkurang 1 cm. Oleh karena proses pembakaran menghasilkan asap yg berupa CO2
dan H2O maka terjadilah
penyusutan massa pada lilin.
Lilin atau paraffin –wax
merupakan salah satu dari alkana (hidrokarbon) yang wujudnya padat,
rumus molekulnya C20H42.
Pembakaran paraffin wax :
C20H42 + 
O2 →20 CO2 +21 H2O


Pada peristiwa pembakaran lilin ini, berlakunya hukum
kekekalan massa pada reaksi kimia. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa
jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Massa
lilin + massa oksigen = massa uap air +
massa karbondioksida + massa lelehan
lilin
(massa sebelum)
(massa
setelah)
Terjadinya perubahan fisika dan kimia pada proses pembakaran
lilin. Perubahan fisika terjadi pada wujud lilin yang awalnya silinder menjadi tidak beraturan. Perubahan
kimia terjadi ketika sumbu lilin yang awalnya putih berubah menjadi warna hitam
setelah terkena nyala api , selain itu juga adanya asap yang berwarna putih,
adanya bau pembakaran dan suhu disekitar
lilin menjadi panas.
E. Kesimpulan
1.
Berlakunya hukum kekekalan massa
pada reaksi kimia, ketika melakukan percobaan pembakaran lilin ini.
2.
Adanya perubahan – perubahan yang
terjadi sebelum lilin dibakar, saat lilin dibakar dan setelah lilin dibakar.
Perubahannya meliputi perubahann fisika dan perubahan kimia.
3.
Perubahan fisika adalah perubahan
yang terjadi pada suatu benda yang dapat dilihat dari bentuk atau fisiknya.
Pada percobaan ini perubahan fisiknya
adalah terjadinya perubahan wujud lilin dari bentuk silinder menjadi bentuk
kepingan yang tidak beraturan.
4.
Perubahan kimia adalah perubahan
suatu zat yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru, bisa ditandai dengan
munculnya gas, panas, terjadinya perubahan warna dan menghasilkan bau. Contoh
perubahan kimia pada percobaan ini adalah sumbu lilin yang awalnya berwarna
putih menjadi warna hitam dikarenakan proses pembakaran. Selain itu ada nya
asap yang berwarna putih setelah lilin dibakar, adanya bau dari hasil
pembakaran, dan suhu di sekitar lilin menjadi panas pada saat dilakukan pembakaran.
Hukum
Kekekalan Massa
Tujuan:
1.
Membuktikan Berlakunya Hukum Kekekalan Massa
Alat & Bahan:
Tabung Y, tutup gabus, neraca, larutan KCl 0,1 M, dan
larutan Pb(NO3)2 0,1 M.
Langkah Kerja:
1.
Timbang tabung Y kosong dan tutup gabusnya.
2.
Isi salah satu kaki tabung dengan larutan KCl
0,1 M. Kemudian timbang.
3.
Isi kaki lainnya dengan larutan Pb(NO3)2
dengan volume yang sama dengan larutan KCl 0,1 M. Lalu timbang.
4.
Miringkan tabung hingga kedua larutan bereaksi.
Kemudian timbang kembali. Catat hasil penimbangan sebagai data pengamatan.
Diskusi:
1.
Manakah senyawa yang termasuk pereaksi?
2.
Bagaimana cara Anda mengetahui telah terjadi
reaksi dalam percobaan ini? Berapa massa zat hasil reaksi tersebut? Bandingkan
dengan massa total pereaksi.
Hukum
Perbandingan Tetap
Tujuan:
Membuktikan berlakunya Hukum Perbandingan Tetap
Alat & Bahan:
Pembakar bunsen, neraca, kaki tiga, cawan porselen,
eksikator, penjepit, dan tembaga(II) oksida (CuO)
Langkah Kerja:
1.
Timbang cawan yang bersih dan kering, kemudian
catat massanya.
2.
Masukan senyawa CuO sebanyak 7,95 g.
3.
Panaskan (Cawan + CuO) selama 1 jam
4.
Matikan api, tutup cawan, dan simpan dalam
eksikator sampai dingin.
5.
Timbang kembali.
6.
Ulangi langkah-langkah tersebut hingga diperoleh
bobot konstan.
7.
Ulangi percobaan dengan bobot CuO yang berbeda,
misal 15,9 g.

Buta sobat hitung yang ingin
membuktikan hukum temua orang perancis ini bisa mencoba praktikum berikut
Tujua Praktikum : membuktikan hukum kekekalan massa
Alat dan Bahan :
Tujua Praktikum : membuktikan hukum kekekalan massa
Alat dan Bahan :
- Breaker Gelas, tabung reaksi, gelas ukur
- Magnesium sulfat (MgSO4) dan larutan amonia NH3
- Timbangan/neraca analitik
Cara kerja:
- Larutkan sejumlah garam Inggris ke dalam beaker glass dan aduk ingga larut. Ambil sejumlah volume tertentu dengan gelas ukur, masukkan ke dalam tabung reaksi.
- Ambil sejumlah volume larutan ammonia ke dalam tabung reaksi.
- Timbang kedua tabung dengan cara memasukkannya ke dalam beaker glass.
- Reaksikan kedua larutan dengan menuang ke salah satu
tabung, lalu timbang kembali seluruh tabung dengan memasukkan ke dalam
beaker glass yang sama.
persamaan reaksi MgSO4 dan NH3
MgSO4 (aq) dan 2NH3 (l) —-> Mg(OH)2(s) + (NH2)2SO4(aq) - Catat semua hasil penimbangan.
Pembuktian
Hukum Kelipatan Perbandingan
Tujuan :
Mengamati dan membuktikan berdasarkan data percobaan Hukum
Kelipatan Perbandingan
Alat dan Bahan :
Data percobaan
Langkah Kerja :
Cermati data percobaan berikut.
Nitrogen dan oksigen dapat membentuk beberapa macam senyawa.
Senyawa
|
Massa
Nitrogen (% )
|
Massa
Oksigen (%)
|
1
|
63,7
|
36,3
|
2
|
46,7
|
53,3
|
3
|
36,9
|
...
|
4
|
30,5
|
...
|
5
|
...
|
74,1
|
6
|
...
|
77,4
|
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
1. Hitunglah perbandingan massa nitrogen terhadap massa
oksigen pada senyawa 1 dan senyawa 2.
2. Lengkapi persentase massa oksigen pada senyawa 3 dan 4
dan hitunglah perbandingan massa nitrogen terhadap massa oksigen pada senyawa 3
dan senyawa 4 (seperti untuk senyawa 1 dan 2).
3. Lengkapi persentase massa nitrogen pada senyawa 5 dan
senyawa 6 dan hitunglah perbandingan massa nitrogen terhadap massa oksigen pada
senyawa 5 dan senyawa 6.
4. Hitunglah massa nitrogen dan massa oksigen senyawa 1
sampai dengan senyawa 6 jika massa nitrogen dibuat sama (1 bagian massa
nitrogen) seperti tabel berikut.
Senyawa
|
Massa Nitrogen (%)
|
Massa
Oksigen (%)
|
1
|
1
|
0,57
|
2
|
1
|
...
|
3
|
1
|
...
|
4
|
1
|
...
|
5
|
1
|
...
|
6
|
1
|
5. Hitunglah perbandingan persentase massa oksigen senyawa 1
sampai dengan senyawa 6.
Senyawa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
Massa Oksigen (%)
|
0,57
|
...
|
...
|
...
|
...
|
...
|
Perbandingan
|
1
|
...
|
...
|
...
|
...
|
...
|
6. Apakah perbandingan massa oksigen merupakan bilangan
sederhana?
Kerjakanlah secara berkelompok dan diskusikanlah hasil yang
diperoleh.
Bagaimana penyelidikan yang Anda lakukan tersebut?
Bandingkanlah hasil kegiatan Anda dengan Hukum Dalton.
Percobaan Kimia Sederhana 2 :
Besi dan belerang mampu membentuk dua jenis senyawa yaitu
FeS dan Fe2S3. Ambillah 56 g serbuk besi dan 32 g
belerang, reaksikan. Setelah itu ambil 112 g serbuk besi dan 96 g belerang,
reaksikan! Tuliskan hasil pengamatan dalam tabel berikut ini!
Senyawa
|
Massa Besi
(g)
|
Massa Belerang
(g)
|
Perbandingan
|
FeS
|
56
|
32
|
. . .
|
Fe2S3
|
112
|
96
|
. . .
|
Dari tabel
di atas, kesimpulan apakah yang dapat diambil?
Pertanyaan: berapakah perbandingan belerang dalam FeS dan Fe2S3?
Pertanyaan: berapakah perbandingan belerang dalam FeS dan Fe2S3?
Pembuktian
Hukum Gay Lussac
Tujuan :
Mengamati dan membuktikan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac) berdasarkan data percobaan
Alat dan Bahan
Data percobaan
Langkah Kerja :
Cermati data reaksi hidrogen dan oksigen membentuk uap air berikut. Percobaan dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama.
Tujuan :
Mengamati dan membuktikan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac) berdasarkan data percobaan
Alat dan Bahan
Data percobaan
Langkah Kerja :
Cermati data reaksi hidrogen dan oksigen membentuk uap air berikut. Percobaan dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama.
Percobaan
|
Hidrogen
|
Oksigen
|
Uap
Air
|
1
|
2
liter
|
1
liter
|
2
liter
|
2
|
1
liter
|
0,5
liter
|
1
liter
|
3
|
...
liter
|
2
liter
|
4
liter
|
4
|
5
liter
|
...
liter
|
5
liter
|
5
|
3
liter
|
1,5liter
|
...
liter
|
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
- Tentukan perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air untuk percobaan 1 dan percobaan 2.
- Tentukan volume hidrogen pada percobaan 3 sesuai dengan perbandingan volume percobaan 1 dan percobaan 2.
- Tentukan volume oksigen pada percobaan 4.
- Tentukan volume uap air pada percobaan 5.
- Bandingkan perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air dengan perbandingan koefisien reaksi H2(g) + O2(g) → H2O(g) setelah disetarakan.
- Apakah menunjukkan perbandingan yang sama?
Diskusikan hasil yang Anda peroleh
dengan teman Anda.
Pada pembahasan di atas, Anda sudah mempelajari Hukum Perbandingan Volume. Dalam materi selanjutnya ini, Anda akan mempelajari penerapan dari Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac). Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari subbab ini, lakukanlah penyelidikan berikut.
Percobaan Kimia Sederhana 1 :
Penerapan Hukum Gay Lussac
Tujuan :
Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay Lussac
Alat dan Bahan :
Tabel percobaan
Langkah Kerja :
Cermati persamaan reaksi dan tabel berikut.
Persamaan Reaksi: C3H8(g) + 5 O2(g)→ 3 CO2(g) + 4 H2O(g)
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
Pada pembahasan di atas, Anda sudah mempelajari Hukum Perbandingan Volume. Dalam materi selanjutnya ini, Anda akan mempelajari penerapan dari Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac). Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari subbab ini, lakukanlah penyelidikan berikut.
Percobaan Kimia Sederhana 1 :
Penerapan Hukum Gay Lussac
Tujuan :
Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay Lussac
Alat dan Bahan :
Tabel percobaan
Langkah Kerja :
Cermati persamaan reaksi dan tabel berikut.
Persamaan Reaksi: C3H8(g) + 5 O2(g)→ 3 CO2(g) + 4 H2O(g)
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
- Hitunglah berapa volume O2, CO2, dan H2O pada percobaan 3.
- Hitunglah volume C3H8 dan H2O pada percobaan 4.
- Dengan cara yang sama, hitung masing masing volume pada percobaan 5 dan 6.
- Hitunglah perbandingan volume C3H8, CO2, dan H2O pada percobaan 1 sampai dengan percobaan 6.
- Apakah perbandingan volume zat-zat yang bereaksi sama dengan perbandingan koefisiennya?
Kerjakanlah
secara berkelompok dan diskusikanlah hasil yang diperoleh.
Untuk memahami cara menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay Lussac, pelajarilah penjelasan dan contoh soal berikut.
Suatu persamaan reaksi kimia yang menyatakan terlibatnya suatu pereaksi atau hasil reaksi yang berwujud gas memiliki koefisien reaksi sehingga jumlah atom-atom pereaksi dan hasil reaksi dalam persamaan reaksi tersebut setara.
Koefisien reaksi dalam persamaan reaksi tersebut menyatakan perbandingan volume gas pada temperatur dan tekanan yang sama. Perhitungan volume gas-gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay Lussac juga dapat dinyatakan:
"Perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = perbandingan volume pada keadaan suhu dan tekanan yang sama."
Untuk memahami cara menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay Lussac, pelajarilah penjelasan dan contoh soal berikut.
Suatu persamaan reaksi kimia yang menyatakan terlibatnya suatu pereaksi atau hasil reaksi yang berwujud gas memiliki koefisien reaksi sehingga jumlah atom-atom pereaksi dan hasil reaksi dalam persamaan reaksi tersebut setara.
Koefisien reaksi dalam persamaan reaksi tersebut menyatakan perbandingan volume gas pada temperatur dan tekanan yang sama. Perhitungan volume gas-gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan Hukum Gay Lussac juga dapat dinyatakan:
"Perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = perbandingan volume pada keadaan suhu dan tekanan yang sama."
No comments:
Post a Comment